Keinginan harga mesin cuci didalam negeri diperkirakan turun sekitaran lima % hingga akhir tahun ini, lantaran daya beli orang-orang yang melemah. Pasar mesin cuci diperkirakan cuma sekitaran 3,1 juta unit, minus lima % di banding tahun lantas, kata GM Divisi Rencana Product PT Sharp Electronics Indonesia (SEID) Herdiana Anita Pisceria, di Jakarta, Rabu. Menurutnya, penurunan pasar serta keinginan mesin cuci itu berkaitan pelemahan daya beli orang-orang serta kenaikan harga product elektronik itu berkaitan nilai ganti yang meraih sekitaran Rp12 ribu per dolar AS. Beberapa besar customer saat ini tunda pembelian barang elektronik, termasuk juga mesin cuci, tutur Nana, sapaan Herdiana. Keinginan mesin cuci itu, lanjut dia, pernah tunjukkan kenaikan pada triwulan I 2014, tetapi selalu alami penurunan triwulan III tahun ini sebesar 3,4 %. Pada Januari hingga Maret, lantaran masihlah musim hujan keinginan mesin cuci masihlah tumbuh, namun lalu turun, kata Nana. Jual mesin cuci bekas
Daya beli orang-orang yang lemah itu, menurutnya, juga mendorong peralihan pembelian mesin cuci otomatik (front loading) ke mesin cuci dua tabung sebagai andalan produksi serta pemasaran Sharp Indonesia. Oleh oleh karena itu walau pasar dengan cara nasional turun, penjualan mesin cuci Sharp tetaplah tumbuh, terlebih dari penjualan mesin cuci dua tabung yang tumbuh 20%, kata Nana. Ia juga menyampaikan sekarang ini Indonesia. sudah jadi basis produksi mesin cuci dua tabung Sharp. Indonesia produksi mesin cuci dua tabung, sedang Thailand mesin cuci otomatik, tuturnya. Presdir SEID Fumihiro Irie, mulai sejak menghasilkan mesin cuci pada 17 November 2008, pihaknya sudah menghasilkan tiga juta mesin cuci. Produksi serta penjualan diprediksikan selalu bertambah bersamaan beroperasinya pabrik baru di Karawang, Jawa Barat, pada Juli 2014. Kami membagikan sekitaran 10 % produksi mesin cuci sharp terbaru untuk pasar ekspor, bekasnya untuk pasar domestik, tuturnya.